Rokan Hulu.Buser polkrim Com
Konflik lahan antara masyarakat kelompok Teungku Sidik dan PT Eka Dura di Rokan Hulu kian memanas. Meski aksi demo besar-besaran yang direncanakan Kamis (31/07/2025) mendadak dibatalkan, sebanyak 230 personel kepolisian tetap disiagakan untuk mengamankan tiga titik rawan bentrokan, termasuk kantor perusahaan dan dua akses utama di Blok Alfa.
Ketegangan memuncak setelah pihak perusahaan tetap melakukan panen di lahan yang masih dalam sengketa. Masyarakat menilai langkah PT Eka Dura sebagai bentuk pelanggaran terhadap hasil mediasi sebelumnya, di mana kedua belah pihak disarankan menahan diri dan menghentikan segala aktivitas hingga ada keputusan hukum yang sah.
"Sudah disepakati, tidak boleh ada kegiatan. Tapi mereka tetap panen. Kami tidak melawan, tapi kami kecewa," ujar salah satu perwakilan warga.
Lahan seluas 1.500 hektare yang menjadi pusat sengketa, diklaim oleh masyarakat sebagai milik mereka, lengkap dengan dokumen administrasi yang dipegang kelompok Teungku Sidik. Warga berharap, perusahaan mematuhi aturan dan menghormati bukti yang telah disampaikan secara resmi.
Meski tidak turun ke jalan, masyarakat menegaskan bahwa perjuangan belum berakhir. Mereka memilih jalur hukum, namun tetap waspada terhadap upaya-upaya sepihak yang bisa memicu gejolak sosial lebih besar.
Situasi sementara terkendali, namun bara konflik belum sepenuhnya padam.
(Epi.)
0 comments:
Posting Komentar
Hanya pesan membangun