KABUPATEN CIREBON — Suasana duka menyelimuti rumah keluarga Rion Firmansyah (28), salah satu korban meninggal dunia akibat tragedi longsor di tambang batu alam Gunung Kuda, Desa Cipanas Kecamatan Dukuountang, Kabupaten Cirebon.
Rion mengembuskan napas terakhir setelah sempat menjalani perawatan intensif di RS Sumber Hurip, namun tak mampu bertahan akibat luka serius yang dideritanya.
Tangis pecah saat jenazah Rion tiba di rumah duka di Desa Cikalahang, Kecamatan Dukupuntang, Jumat malam (31/5/2025).
Isak tangis keluarga dan kerabat tidak terbendung ketika peti jenazah dibawa masuk ke dalam rumah, menyelimuti suasana dengan kesedihan yang mendalam.
“Kami semua tidak menyangka. Rion itu anaknya baik, pekerja keras, dan sangat bertanggung jawab pada keluarganya,” ujar Jojo Suharjo, kerabat almarhum, dengan suara bergetar.
Pejuang Keluarga yang Gugur di Tempat Kerja
Rion dikenal sebagai tulang punggung keluarga. Ia bekerja sebagai operator alat berat di tambang Gunung Kuda, posisi yang diraihnya setelah memulai karier sebagai kenek atau asisten operator.
Selama bertahun-tahun, ia membanting tulang demi menghidupi istri dan anak semata wayangnya yang baru berusia empat tahun.
“Rion itu dari dulu orangnya gigih. Dia mulai dari bawah, pelan-pelan belajar, dan akhirnya dipercaya jadi operator sendiri. Semua itu dia lakukan demi keluarganya,” kata Jojo, mengenang.
Di mata keluarga, Rion adalah sosok ayah yang lembut dan penuh kasih. Meski lelah sepulang kerja, waktunya selalu dicurahkan untuk bermain bersama sang anak.
“Dia paling semangat kalau sudah di rumah. Nggak pernah lepas dari anaknya. Itu yang bikin kami tambah sedih, anaknya masih kecil,” tambah Jojo dengan mata berkaca-kaca.
Pemerintah Hadir Beri Santunan dan Kepastian Masa Depan Pekerja Tambang
Sebagai bentuk empati dan tanggung jawab, Wakil Bupati Cirebon, Agus Kurniawan Budiman, hadir langsung di rumah duka.
Ia menyampaikan belasungkawa secara pribadi kepada keluarga Rion dan menyerahkan santunan sebagai bentuk kepedulian pemerintah.
“Kami hadir untuk menyampaikan duka cita sekaligus memberikan santunan. Pemerintah Kabupaten Cirebon bersama Pemprov Jabar akan terus memantau dampak tragedi ini,” ucapnya.
Pria yang akrab disapa Jigus ini juga menyatakan bahwa Pemkab kini sedang melakukan pendataan menyeluruh terhadap para pekerja tambang yang terdampak, menyusul penutupan permanen tambang Gunung Kuda oleh Gubernur Jawa Barat.
“Para pekerja akan diberi pelatihan dan bantuan ekonomi agar tidak kehilangan penghasilan total. Ini penting agar mereka bisa bangkit kembali,” tambahnya.
Dukungan Penuh untuk Penutupan Tambang Gunung Kuda
Keluarga besar Rion menyatakan, mendukung penuh keputusan pemerintah menutup tambang Gunung Kuda secara permanen. Mereka tak ingin ada keluarga lain yang harus mengalami luka mendalam seperti yang mereka rasakan.
“Kalau bisa jangan ada lagi korban jiwa. Kalau pun suatu saat dibuka, keselamatan pekerja harus jadi prioritas utama. Lengkapi semua alat pengaman dan pastikan ada SOP yang jelas,” tegas Jojo.
Tragedi yang Menggugah Kesadaran Akan Keselamatan Kerja
Tragedi longsor Gunung Kuda hingga saat ini telah merenggut 14 korban jiwa, sementara 8 orang lainnya masih dalam proses pencarian oleh tim SAR gabungan.
Musibah ini menjadi tamparan keras bagi semua pihak mengenai pentingnya standar keselamatan kerja di sektor pertambangan.
Rion Firmansyah kini telah dimakamkan di pemakaman keluarga dengan iringan doa dan air mata. Namun perjuangannya sebagai tulang punggung keluarga akan selalu dikenang.
Ia adalah gambaran nyata dari jutaan buruh harian yang mempertaruhkan nyawa demi sesuap nasi. (Cephy)
0 comments:
Posting Komentar
Hanya pesan membangun